
Bandung – SiasatNusantara || Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI), Taruna Ihrar, melakukan kunjungan kerja ke dua Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) di Bandung, yaitu IFRS RSUP Dr. Hasan Sadikin dan IFRS Santosa Hospital. Kunjungan ini bertujuan untuk meninjau langsung pengelolaan obat di kedua rumah sakit tersebut sekaligus memberikan dorongan terhadap implementasi regulasi, teknologi, dan transformasi sistem kesehatan nasional.
Dalam kunjungannya, Kepala BPOM menyampaikan bahwa lembaganya siap mendampingi rumah sakit dalam berbagai aspek pengelolaan obat. Hal ini termasuk penerapan regulasi, fasilitasi, bimbingan teknis, hingga pemanfaatan teknologi informatika untuk meningkatkan akurasi dan efisiensi pengelolaan farmasi rumah sakit.
“Saya ingin mengajak seluruh rumah sakit di Indonesia untuk tidak hanya mengutamakan pelayanan klinis, tetapi juga mampu menjadi mitra regulator dalam mendorong transformasi sistem kesehatan nasional. Dengan kerja sama ini, diharapkan rumah sakit dapat menjadi pelopor dalam pengelolaan obat yang transparan dan efisien,” ujar Taruna Ihrar dalam pernyataannya.
Kepala BPOM juga menekankan pentingnya sinergi antara regulator dan pelaku layanan kesehatan untuk mengoptimalkan kualitas pelayanan kesehatan di Indonesia. Ia berharap kunjungan ke kedua IFRS ini menjadi langkah awal bagi rumah sakit-rumah sakit lain dalam mengadopsi sistem pengelolaan obat berbasis teknologi.
Fokus pada Pengelolaan Obat yang Transparan
Selama kunjungannya, Taruna Ihrar menyoroti pentingnya penggunaan sistem informatika dalam pengelolaan obat, baik untuk distribusi, penyimpanan, maupun pemantauan penggunaan.
“Pemanfaatan teknologi informatika adalah kunci untuk meningkatkan transparansi, meminimalkan kesalahan, dan memastikan keamanan pasien,” tambahnya. Kamis, (17/04/2025)
Kunjungan ini juga bertujuan untuk memberikan apresiasi terhadap upaya rumah sakit dalam menerapkan standar pengelolaan farmasi yang sesuai dengan regulasi BPOM. RSUP Dr. Hasan Sadikin dan Santosa Hospital disebut sebagai contoh yang baik bagi rumah sakit lain dalam menciptakan sistem pengelolaan obat yang modern dan akuntabel.
Harapan untuk Transformasi Nasional
Di akhir kunjungannya, Kepala BPOM menegaskan bahwa lembaganya akan terus mendukung rumah sakit di seluruh Indonesia untuk meningkatkan pengelolaan obat dan layanan farmasi. Dengan sinergi yang kuat antara BPOM, rumah sakit, dan pemerintah daerah, transformasi sistem kesehatan nasional diharapkan dapat tercapai.
“Kita tidak hanya bicara soal pengawasan, tetapi juga tentang membangun ekosistem kesehatan yang mampu melindungi masyarakat secara menyeluruh,” tutup Taruna Ihrar. (Red)