
Siasatnusantara.com – Jakarta || Kasus tawuran di Belawan yang berujung pada penembakan dan kematian seorang remaja terus menjadi sorotan publik. Komisi Polisi Nasional (Kompolnas) telah menyatakan bahwa Kapolres Belawan, AKBP Oloan Siahaan, diduga melanggar SOP dalam penanganan tawuran tersebut.
Namun, pernyataan Kompolnas ini mendapat kritik tajam dari Anggota DPR RI Komisi III, Dr Hinca Pandjaitan. Menurut Hinca, Kompolnas terlalu tergesa-gesa dalam menyampaikan pernyataan publik tanpa melakukan verifikasi yang mendalam dan akurat.
“Sebaiknya Kompolnas cari data dan informasi yang akurat sebelum melepas statemen,” ujar Hinca.
Kritik juga datang dari masyarakat Belawan yang merasa bahwa Kompolnas tidak cukup peka terhadap realitas di lapangan. “Kompolnas harus turun langsung ke Belawan untuk memahami dinamika yang terjadi, bukan hanya mengandalkan laporan dari jauh,” kata seorang warga Belawan.
Situasi keamanan di Belawan memang semakin kompleks dengan meningkatnya peredaran narkoba dan tawuran antar kelompok remaja yang kerap terjadi. Setelah penembakan yang menewaskan MS, tawuran serupa kembali pecah pada 10 Mei 2025, yang mengakibatkan seorang remaja lainnya tewas dengan luka bacok.
Hinca menekankan pentingnya objektivitas dan profesionalisme dalam menangani kasus ini.
“Kita harus menunggu hasil pemeriksaan yang akurat dan transparan. Ini adalah soal keadilan, baik bagi korban, keluarga korban, maupun aparat yang terlibat,” ujar Hinca.
Masyarakat Belawan berharap agar Kompolnas dapat lebih proaktif dan preventif dalam menangani masalah tawuran, serta memberikan penilaian yang objektif terhadap situasi di lapangan.