Siasatnusantara.com – Medan || Jalan Veteran, Simpang Helvetia — Sebuah tempat usaha yang mengklaim sebagai pusat kebugaran dan relaksasi, “The Red Spa”, yang berlokasi di Brayan Trade Center No. 99–100, kini menjadi sorotan tajam. Investigasi media mengungkap bahwa tempat ini diduga kuat menjadi kedok praktik prostitusi terselubung.
Dari luar, The Red Spa tampak seperti spa pada umumnya—berlokasi di ruko komersial, dengan papan nama mencolok dan suasana yang tampak profesional. Namun, penyamaran tim media sebagai pengunjung mengungkap fakta berbeda. Setelah memesan sepasang bir untuk bersantai, sejumlah wanita muda dengan penampilan menarik menghampiri dan secara gamblang menawarkan jasa seksual.
“Awalnya kami kira ini hanya tempat pijat biasa. Tapi ternyata, ada praktik lain yang ditawarkan secara terbuka,” ungkap salah satu anggota tim investigasi.
Dengan memanfaatkan label “spa”, tempat ini diduga menjalankan praktik prostitusi secara sistematis. Para pekerja wanita tidak hanya menawarkan layanan pijat, tetapi juga jasa seksual dengan tarif tertentu. Aktivitas tersebut dilakukan di balik pintu-pintu kamar yang tertutup rapat di dalam ruko, jauh dari pantauan publik.
Warga sekitar mulai menyuarakan keresahan. Mereka menilai keberadaan The Red Spa mencoreng citra kawasan Brayan Trade Center yang seharusnya menjadi pusat bisnis dan hunian yang tertib.
“Kami minta aparat bertindak tegas. Jangan sampai tempat seperti ini dibiarkan berkembang dan merusak moral generasi muda,” ujar seorang warga yang enggan disebutkan namanya.
Kasus ini menjadi ujian serius bagi aparat penegak hukum di Medan. Di tengah sorotan publik terhadap berbagai isu nasional—mulai dari dugaan korupsi hingga lemahnya penegakan hukum—masyarakat berharap tidak ada pembiaran terhadap praktik-praktik ilegal yang merusak tatanan sosial.(ms)











