
Tebing Tinggi, Siasatnusantara.com – Kasus dugaan pencurian buah naga yang ditanami oleh Ustadz Mhd. Syafi’i Sinaga di Desa Bandar Tengah, Kabupaten Tebing Tinggi, Sumatera Utara, kini berbuntut panjang.
Bukan mendapatkan keadilan, Syafi’i dan saudaranya justru harus menghadapi laporan di Polres Tebing Tinggi atas dugaan penganiayaan terhadap terduga pencuri.
Sebelumnya, Mhd. Syafi’i dan saudaranya memergoki seseorang yang diduga mencuri buah naga miliknya.
Kasus tersebut sempat diselesaikan secara damai di hadapan kepala Dusun. Dalam kesepakatan tersebut, pihak terduga pencuri berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya. Namun, perdamaian itu tampaknya tidak cukup untuk meredam persoalan.
Kini, Syafi’i dan saudaranya justru dipanggil oleh pihak kepolisian untuk memberikan klarifikasi atas tuduhan penganiayaan terhadap para pelaku pencurian pada Hari Senin (03/03/2025).
“Kami berharap pihak kepolisian bertindak profesional dan adil dalam menangani kasus ini. Keputusan yang diambil harus berdasarkan fakta dan kebenaran,” ujar Syafi’i saat dimintai keterangan.
Syafi’i mengaku kecewa karena dirinya yang merasa sebagai korban malah diduga harus di paksakan mengajukan perdamaian kepada pihak pencuri. Beliau menegaskan, kasus ini harus ditangani dengan objektivitas sehingga keadilan dapat ditegakkan.
Syafi’i juga menyampaikan harapannya agar pihak kepolisian tidak terpengaruh oleh tekanan pihak tertentu.
“Kami percaya pada keadilan hukum di negara ini. Saya berharap polisi benar-benar berpihak pada kebenaran, bukan pada opini atau kepentingan pihak tertentu,” tambahnya. Minggu (02/03/2025)
Hingga berita ini diturunkan, Kapolres serta Kasatreskrim Polres Tebing Tinggi terkesan alergi untuk memberikan jawaban kepada awak media pada Hari Senin (03/03/2025).
Masyarakat sekitar Desa Bandar Tengah pun turut menanti kepastian hukum dalam perkara ini, sembari berharap kasus ini dapat diselesaikan tanpa mencederai rasa keadilan.
Ada apa gerangan dengan jajaran Polres Tebing Tinggi?
Kasus ini menjadi perhatian publik, mengingat isu serupa kerap terjadi di berbagai daerah.
(*/Pantun/Tim)