
Belitung, siasatnusantara.com – Flinders University Australia Menggandeng UNESCO Jakarta dan Kementerian Kelautan perikanan Melakukan Penyuluhan Arkeologi tentang alam di bawah laut, Rabu (19/2/2025).
Kegiatan ini bertempat di ruang rapat kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Belitung Provinsi Kepulauan Bangka Belitung serta di hadiri langsung oleh Nia Naelul Hasanah Ridwan S.S., M.Soc., Sc, Ketua Perkumpulan Eksotika Desa Lestari M.Panji Kusumah, Profesor Young Hwa Jung National Reseacrh institute Of Maritime Heritage Moe Chiba Kepala Unit Budaya UNESCO Jakarta serta seluruh instansi terkait dan seluruh peserta.
Mengenai kegiatan ini selaku Koordinator Kegiatan, Nia menjelaskan kegiatan ini sangat penting karena kondisi Belitung dengan potensi situs kapal karamnya yang sangat dikenal.
“Untuk pelatihan ini sangat penting karena kita melihat Belitung ini memiliki potensi kapal karam yang sangat dikenal tapi kita juga melihat ternyata Belitung sendiri tidak banyak artefak yang tersisa,” ujarnya.
Nia juga menambahkan kemudian memang ada hanya beberapa seperti di Museum Tanjungpandan dan di Museum Maritim.
“Tetapi kondisi di museum Tanjungpandan kondisinya kurang perawatan karena mungkin kemampuan daerah karena keterbatasan dalam SDM, dalam perencanaan,dalam fasilitas,” ucapnya.
Sehingga dalam projeknya kali ini Nia ingin membantu Belitung untuk menyiapkan SDM nya agar mampu merawat artefak yang tersisa.
“Kebetulan ada banyak yang hasil sitaan tahun dua ribuan sekitar dua karung ataupun empat karung itu membutuhkan penanganan karena kondisinya sangat terbengkalai dan tidak ada juga tenaga yang memadai di museum,” ujar Nia lagi.
Lanjut Nia sehingga kami memberikan pengetahuan dasar praktek sekaligus kita mulai mendata beberapa jumlahnya serta kita juga membuat database sederhana yang ada jumlahnya minimal ada labeling.
“Setelah melakukan labeling dan database nanti kita masukan ke gudang dengan baik serta dipajang dengan baik jadi memang kita ingin membantu daerah untuk meningkatkan kapasitas SDM yang menangani artefak bawah air terutama yang berasal dari perairan Batu Itam,” sebutnya.
Pada penyuluhan kali ini Nia juga menggandeng UNESCO Jakarta dan Kementerian Kelautan perikanan untuk melaksanakan kegiatan terintegrasi di Belitung ini terkait Warisan Budaya Bawah Air Batu Itam.
Membahas usulan, rekomendasi dan strategi pengembangan dan pemanfaatan sumber daya budaya bahari untuk mengembangkan pembangunan berkelanjutan di desa melalui kegiatan edukasi dan ekonomi kreatif.
University Kementerian Kebudayaan dan Pusat Pelatihan Kementerian Kelautan dan Perikanan serta seluruh peserta pelatihan yang berbahagia.
Dalam kata sambutannya melalui Zoom Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan Perikanan,Kementrian Kelautan Dan Perikanan Dr I. nyoman Radiarta, S.Pi., M.Sc mengatakan, kegiatan ini merupakan kolaborasi antara badan penyuluhan dan membangun sumber daya kemanusiaan Kelautan dan Perikanan Blender University UNESCO Jakarta.
“Pemerintah Kabupaten Belitung untuk memperkuat kapasitas Sumber Daya Manusia kita khususnya dalam Bidang Konservasi dan Pengelolaan Warisan Budaya Bawah Air. Sebagai negara kepulauan dengan sejarah Maritim yang kaya Indonesia memiliki banyak situs kapal karam dan artefak bersejarah di bawah laut yang menjadi bukti perjalanan panjang perdagangan dan peradaban dunia,” ujar Dr. I Nyoman Kepala Badan Penyuluhan dan pengembangan sumber daya manusia Kelautan Dan Perikanan
Lanjutnya, Salah satu wilayah yang memiliki kekayaan warisan budaya bawah air yang sangat berharga diantaranya adalah situs melitus yang menyimpan ribuan atau tempat berharga Namun kita juga menyadari bahwa pengelolaan dan konservasi warisan bawah air di Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan kurangnya tenaga ahli.
“Keterbatasan sumber daya serta ancaman dari eksploitasi illegal dan perubahan lingkungan menjadi isu utama yang harus segera kita tangan oleh karena baik dari akademisi praktisi pemerintah daerah maupun komunitas lokal kita berharap dapat menciptakan sistem. Pengelolaan yang lebih baik dan sesuai dengan standar internasional melalui pelatihan ini para peserta akan mendapatkan pemahaman dan keterampilan dasar mengenai berbagai aspek perlindungan warisan budaya bawah air,” bebernya.
Harapan saya setelah mengikuti pelatihan ini para peserta dapat menjadi agen perubahan dalam bidang konservasi warisan budaya bawah air serta dapat menularkan pengetahuan yang diperoleh kepada masyarakat .
“Kuat dengan begitu kita tidak hanya melestarikan sejarah tetapi juga membangun kesadaran akan pentingnya menjaga kekayaan bawah laut sebagai bagian dari identitas. Penutup Saya ingin mengajak kita semua untuk terus berkomitmen dalam menjaga dan melestarikan warisan budaya bawah air yang kita miliki,” ucapnya.
Bukan hanya tentang masa lalu tetapi juga tentang masa depan jika kita dapat mengelola dan menjaga warisan ini dengan baik maka kita juga turun berkontribusi dalam pengembangan sektor Indonesia tanpa berbasis budaya maritim yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Belitung.
“Saya memberikan apresiasi yang tinggi kepada semua pihak yang mendukung penyelenggaraan kegiatan ini semoga dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita semua dan menjadi langkah awal yang lebih luas dalam upaya pelestarian warisan budaya bawah air di Indonesia terima kasih demikian ada dapat saya sampaikan,” tutup Dr. I Nyoman Diarta.
(*/Red/Luise).